Sejarah Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan Campuran
Tidak bisa dipungkiri bahwa penelitian menjadi tonggak penting dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Dalam cerita panjang peradaban manusia, penelitian berperan sebagai pilar utama menjawab pertanyaan-pertanyaan yang seringkali kompleks. Pada akhirnya membawa umat manusia pada pemahaman yang mendalam tentang berbagai hal yang ada di dunia ini.
Penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah yang bertujuan untuk menemukan jawaban atas suatu pertanyaan atau masalah dengan menggunakan metode tertentu. Penelitian dapat dilakukan di berbagai bidang ilmu, seperti sejarah, kedokteran, pendidikan, sosial, dan lain-lain. Namun, tidak semua penelitian menggunakan metode yang sama.
Ada beberapa jenis metode penelitian yang pokok, yakni penelitian kualitatif, kuantitatif, dan campuran. Pada awal Sejarah penelitian dimulai, tentu saja tidak semerta-merta ilmuan dimasa itu telah mengelompokkan ketiga jenis penelitian ini. Akan tetapi, variasi metode itu lahir dari perjalanan sejarah yang cukup panjang.
Nah, untuk itu artikel ini akan membahas tentang sejarah penelitian kualitatif, kuantitatif, dan campuran dari zaman kuno hingga saat ini.
Sejarah Perkembangan Penelitian Sejak Zaman Kuno hingga Saat Ini
Penelitian sebagai suatu kegiatan ilmiah sudah ada sejak zaman kuno. Beberapa tokoh terkenal yang melakukan penelitian di masa lalu adalah Plato, Aristoteles, Galileo Galilei, Isaac Newton, Ibnu Sina, Jabir ibn Hayyan, dan lain-lain.
Mereka menggunakan metode observasi, eksperimen, dan logika untuk menemukan hukum-hukum alam dan menjelaskan fenomena-fenomena yang terjadi di sekitar mereka. Metode-metode ini kemudian menjadi dasar dari penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang menggunakan angka-angka dan statistik untuk mengukur dan menganalisis data.
Penelitian kuantitatif berkembang pesat pada abad ke-19 dan ke-20 dengan kemajuan teknologi dan matematika. Penelitian kuantitatif banyak digunakan di bidang-bidang ilmu alam dan eksakta, seperti fisika, kimia, biologi, ekonomi, psikologi eksperimental, dan lain-lain.
Penelitian kuantitatif memiliki kelebihan dalam hal validitas, reliabilitas, objektivitas, dan generalisasi hasil. Namun, penelitian kuantitatif juga memiliki kelemahan dalam hal mengabaikan aspek-aspek kualitatif yang tidak dapat diukur dengan angka-angka, seperti makna, nilai, emosi, budaya, dan konteks sosial.
Penelitian kualitatif muncul sebagai alternatif dari penelitian kuantitatif yang dianggap tidak mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang bersifat subjektif dan kompleks. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan kata-kata dan gambar untuk menggambarkan dan memahami data.
Penelitian kualitatif banyak digunakan di bidang-bidang ilmu sosial dan humaniora, seperti sosiologi, antropologi, sejarah, sastra, pendidikan, komunikasi, dan lain-lain. Penelitian kualitatif memiliki kelebihan dalam hal kedalaman, keluasan, fleksibilitas, dan sensitivitas terhadap fenomena sosial. Namun, penelitian kualitatif juga memiliki kelemahan dalam hal subjektivitas, kesulitan verifikasi, dan kesulitan generalisasi hasil.
Penelitian campuran adalah penelitian yang mengkombinasikan antara penelitian kualitatif dan kuantitatif dalam satu studi atau penelitian untuk menyelesaikan masalah penelitian. Penelitian campuran merupakan pendekatan penelitian yang relatif baru dibandingkan dengan penelitian kualitatif dan kuantitatif.
Penelitian campuran mulai berkembang pada akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21 dengan munculnya paradigma pragmatisme yang mengutamakan hasil yang bermanfaat daripada metode yang kaku. Penelitian campuran banyak digunakan di bidang-bidang ilmu terapan, seperti pendidikan, kesehatan, manajemen, dan lain-lain.
Penelitian campuran memiliki kelebihan dalam hal komprehensivitas, triangulasi, komplementaritas, dan inisiatif. Namun, penelitian campuran juga memiliki kelemahan dalam hal kompleksitas, inkonsistensi, dan kesulitan integrasi data.
Sejarah Metode Penelitian Kualitatif
Metode penelitian kualitatif berakar dari tradisi berpikir ilmu-ilmu sosial, khususnya sosiologi dan antropologi. Salah satu cikal bakal metode penelitian kualitatif adalah etnografi, yaitu studi mendalam tentang suatu kelompok atau komunitas tertentu dengan menggunakan teknik observasi partisipan, wawancara mendalam, dan analisis dokumen.
Etnografi mulai berkembang pada abad ke-19 dengan munculnya antropologi sebagai ilmu yang mempelajari kebudayaan manusia. Beberapa tokoh terkenal yang melakukan etnografi adalah Bronislaw Malinowski, Margaret Mead, Franz Boas, dan lain-lain. Mereka melakukan penelitian lapangan di berbagai tempat di dunia untuk memahami cara hidup, adat istiadat, agama, bahasa, dan nilai-nilai masyarakat yang diteliti.
Metode penelitian kualitatif mulai populer pada awal abad ke-20 dengan munculnya mazhab Chicago di bidang sosiologi. Mazhab Chicago adalah kelompok ahli sosiologi dari Universitas Chicago yang melakukan penelitian-penelitian kualitatif tentang berbagai fenomena sosial di kota Chicago, seperti imigrasi, urbanisasi, kemiskinan, kejahatan, gangsterisme, dan lain-lain.
Beberapa tokoh terkenal dari mazhab Chicago adalah Robert E. Park, Ernest W. Burgess, William I. Thomas, Herbert Blumer, dan lain-lain. Mereka menggunakan teknik-teknik seperti observasi partisipan, wawancara mendalam, studi kasus, analisis dokumen, dan analisis isi untuk menggali makna dan interpretasi dari subjek penelitian.
Metode penelitian kualitatif terus berkembang sepanjang abad ke-20 dengan munculnya berbagai perspektif teoritis dan metodologis yang berbeda-beda.
Beberapa perspektif tersebut antara lain adalah interaksionisme simbolik, fenomenologi, etnometodologi, teori beralasan, analisis percakapan, analisis naratif, analisis wacana, teori tindakan, teori kritis, studi budaya, feminisme, postmodernisme, dan lain-lain.
Masing-masing perspektif memiliki asumsi-asumsi filosofis, tujuan penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data yang berbeda-beda.
Metode penelitian kualitatif saat ini masih menjadi salah satu metode penelitian yang banyak digunakan di berbagai bidang ilmu. Metode penelitian kualitatif memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan metode penelitian lainnya, yaitu:
- Dapat menggali makna dan pemahaman subjektif dari subjek penelitian.
- Menangkap kompleksitas dan konteks sosial dari fenomena yang diteliti.
- Dapat mengeksplorasi fenomena baru yang belum diketahui sebelumnya.
- Memberikan suara kepada subjek penelitian yang terpinggirkan atau termarginalkan.
- Memberikan hasil yang kaya akan deskripsi dan ilustrasi.
Sejarah Metode Peneltian Kuantitatif
Sejarah perkembangan metode penelitian kuantitatif dapat ditelusuri dari berbagai bidang ilmu, seperti fisika, matematika, statistika, dan ekonomi. Metode penelitian kuantitatif adalah metode yang menggunakan angka dan pengukuran untuk menguji hipotesis dan menjelaskan fenomena.
Berikut adalah beberapa tahapan sejarah perkembangan metode penelitian kuantitatif:
- Abad ke-17: Munculnya filsafat positivisme yang mengandalkan empirisme atau pengalaman nyata sebagai sumber pengetahuan. Filsafat ini mempengaruhi perkembangan ilmu-ilmu alam dan sosial yang menggunakan metode eksperimental dan observasional untuk menguji hipotesis. Saat itu, para ilmuan seperti Galileo, Newton, dan Descartes menggunakan metode eksperimen dan deduksi untuk menemukan hukum-hukum alam.
- Abad ke-18: Statistika hadir sebagai cabang ilmu matematika yang digunakan untuk menganalisis data numerik. Statistika membantu para peneliti untuk mengukur variabel, menguji signifikansi, dan membuat generalisasi dari sampel ke populasi. Para ilmuwan seperti Gauss, Laplace, dan Fourier menggunakan metode ini untuk menganalisis data dan menyelesaikan masalah-masalah ilmiah.
- Abad ke-19: Lahirnya ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, psikologi, dan ekonomi yang menggunakan metode penelitian kuantitatif untuk mempelajari fenomena sosial. Contohnya adalah survei penduduk, tes psikologis, dan model ekonomi.
- Abad ke-20: Komputer dan teknologi informasi hadir untuk memudahkan pengolahan dan penyajian data kuantitatif. Komputer juga membantu pengembangan metode penelitian kuantitatif yang lebih kompleks dan canggih, seperti analisis multivariat, simulasi, dan eksperimen terkontrol.
- Abad ke-21: Munculnya tantangan dan kritik terhadap metode penelitian kuantitatif yang dianggap terlalu rigid, reduksionis, dan tidak sensitif terhadap konteks sosial budaya. Munculnya paradigma alternatif seperti postpositivisme, konstruktivisme, dan pragmatisme yang mengusulkan pendekatan campuran atau mixed methods yang menggabungkan metode kualitatif dan kuantitatif.
Metode penelitian kuantitatif terus berkembang hingga saat ini seiring kemajuan teknologi informasi, komputasi, dan big data. Metode ini memungkinkan pengumpulan, pengolahan, dan analisis data yang lebih besar dan lebih kompleks.
Metode penelitian kuantitatif juga semakin bervariasi dengan adanya berbagai pendekatan dan teknik, seperti survei, eksperimen, kuasi-eksperimen, studi kasus, meta-analisis, analisis regresi, analisis faktor, analisis klaster, analisis diskriminan, analisis multivariat, dan lain-lain.
Sejarah Metode Penelitian Campuran
Metode penelitian campuran adalah salah satu pendekatan yang digunakan dalam berbagai bidang ilmu, seperti pendidikan, psikologi, sosiologi, kesehatan, dan lain-lain. Metode ini menggabungkan dua atau lebih metode penelitian kuantitatif dan kualitatif dalam satu studi. Tujuan dari metode ini adalah untuk memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif dan mendalam tentang fenomena yang diteliti.
Sejarah metode penelitian campuran dapat ditelusuri sejak awal abad ke-20, ketika para peneliti mulai menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif secara bersamaan atau bergantian dalam studi mereka.
Namun, pada saat itu, metode ini belum mendapat pengakuan dan penghargaan yang layak dari komunitas ilmiah. Para peneliti yang menggunakan metode ini sering dianggap sebagai "penyimpang" atau "tidak konsisten" karena dianggap melanggar paradigma penelitian yang dominan.
Baru pada akhir abad ke-20, metode penelitian campuran mulai mendapat perhatian dan pengembangan yang lebih serius. Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap perkembangan ini adalah:
- Munculnya paradigma pragmatis dalam filsafat ilmu, yang menekankan pada pemilihan metode penelitian yang paling sesuai dengan pertanyaan penelitian dan konteks studi, tanpa terikat oleh batasan-batasan ontologis dan epistemologis.
- Meningkatnya kompleksitas dan multidimensi fenomena sosial yang membutuhkan pendekatan penelitian yang lebih fleksibel dan holistik.
- Berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi yang memudahkan pengumpulan, analisis, dan penyajian data kuantitatif dan kualitatif secara terintegrasi.
- Tumbuhnya kesadaran dan penghargaan terhadap keragaman dan pluralisme perspektif dalam memahami realitas sosial.
Sejak tahun 1990-an, metode penelitian campuran telah mengalami perkembangan yang pesat, baik dari segi teori, metodologi, maupun aplikasi. Beberapa tokoh yang berperan penting dalam perkembangan ini adalah John W. Creswell, Abbas Tashakkori, Charles Teddlie, R. Burke Johnson, Anthony J. Onwuegbuzie, Donna M. Mertens, Jennifer C. Greene, dan lain-lain.
Mereka telah menghasilkan berbagai publikasi ilmiah yang membahas tentang konsep, desain, strategi, teknik, tantangan, dan etika metode penelitian campuran.
Metode penelitian campuran saat ini telah menjadi salah satu pendekatan yang populer dan diminati oleh banyak peneliti di berbagai bidang ilmu. Metode ini dianggap sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kualitas dan kredibilitas hasil penelitian.
Namun, metode ini juga memiliki tantangan dan kritik yang perlu dihadapi dan dijawab oleh para penggunanya. Oleh karena itu, metode penelitian campuran masih membutuhkan pengembangan dan penyempurnaan yang terus-menerus agar dapat memberikan kontribusi yang optimal bagi kemajuan ilmu pengetahuan.
Penulis: Mawardi Janitra
Posting Komentar untuk "Sejarah Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan Campuran"
Silahkan tuliskan komentar atau pertanyaan yang berhubungan dengan postingan diatas.